Petikhasil.id, GARUT – Dari sebuah desa kecil di Garut, lahir bonsai-bonsai berkualitas yang kini mulai dikenal lebih luas, bahkan hingga ke mancanegara. Bonsai lokal yang dirawat penuh ketekunan oleh para petani, salah satunya Asep, menjadi bukti bahwa seni mengerdilkan pohon tidak kalah bersaing dengan bonsai dari negara lain.
“Bonsai Sancang punya ciri khas sendiri. Ada keunikan bentuk dan kekuatan akar yang membuatnya berbeda,” ujar Asep, petani bonsai yang sudah belasan tahun menekuni profesinya.
Bonsai Lokal dengan Nilai Seni Tinggi
Menurut Asep, bonsai Indonesia, termasuk dari Sancang, memiliki daya tarik tersendiri. Karakter alami pohon tropis membuat bonsai lokal tampak eksotis, dengan cabang dan daun yang berbeda dari bonsai khas Jepang atau Cina.
“Kalau dirawat dengan baik, bonsai kita tidak kalah indah. Bahkan banyak kolektor luar negeri yang tertarik,” katanya.
Perjalanan Panjang hingga Mendunia
Bonsai Sancang tidak serta-merta dikenal begitu saja. Dibutuhkan proses panjang, mulai dari pembentukan, perawatan, hingga keikutsertaan dalam pameran. Dari sana, bonsai-bonsai terbaik kemudian mulai dilirik oleh kolektor dalam dan luar negeri.
“Bonsai saya pernah ditawar kolektor dari luar daerah dengan harga tinggi. Itu membuktikan kalau bonsai lokal bisa bersaing,” jelas Asep.
Potensi Pasar Global
Bonsai Indonesia memiliki peluang besar di pasar internasional. Dengan kualitas yang baik dan harga lebih kompetitif, bonsai lokal bisa menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan.
“Bonsai itu tidak hanya seni, tapi juga bisnis. Kalau dikelola dengan baik, bisa jadi salah satu produk unggulan dari Indonesia,” ujar Asep.
Data dari komunitas pecinta bonsai menunjukkan bahwa minat terhadap bonsai di Asia, Eropa, dan Amerika terus meningkat. Hal ini membuka jalan bagi bonsai lokal untuk memperluas pasar.
Dukungan Komunitas dan Pameran
Keberhasilan bonsai lokal tidak lepas dari peran komunitas bonsai yang aktif menyelenggarakan pameran. Event-event ini menjadi ajang untuk memperkenalkan bonsai Sancang ke khalayak yang lebih luas.
“Pameran itu penting. Dari sana, kita bisa bertemu dengan kolektor, mendapat masukan, dan memperluas jaringan,” kata Asep.
Tantangan yang Masih Ada
Meski potensinya besar, tantangan tetap menghadang. Mulai dari proses perawatan yang panjang, risiko kehilangan, hingga minimnya dukungan promosi di tingkat nasional.
“Kadang orang lebih kenal bonsai luar negeri daripada bonsai lokal. Padahal bonsai kita tidak kalah bagus,” ujar Asep.
Harapan untuk Bonsai Indonesia
Asep berharap bonsai dari Sancang bisa menjadi salah satu ikon bonsai Indonesia yang mendunia. Menurutnya, dengan dukungan komunitas, pemerintah, dan generasi muda, bonsai lokal bisa lebih dihargai di kancah internasional.
“Bonsai itu seni yang lahir dari kesabaran. Kalau kita sabar, bonsai kita bisa jadi kebanggaan Indonesia,” pungkasnya.