Petikhasil.id, TASIKMALAYA – Di tengah dominasi durian impor dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam, sekelompok anak muda di Tasikmalaya mencoba membuktikan bahwa Indonesia juga mampu menghasilkan durian premium kelas dunia. Mereka menamakan kebun ini Aa Kadu Farm, dengan mimpi besar menjadikannya contoh perkebunan durian modern dan berkelanjutan.
Dari Konveksi ke Perkebunan Durian
Adalah Aryanto (33 tahun), owner Aa Kadu Farm, yang memulai perjalanan ini di tahun 2020. Berawal dari pandemi, ketika banyak orang menjalani karantina di rumah sakit, Aryanto justru memilih “karantina” di kebun. Tanpa latar belakang pertanian ia sebelumnya bekerja di bidang konveksi Aryanto nekat membeli sebidang tanah dan mulai menanam durian.
“Awalnya coba-coba, tapi setelah ada progres dan pohon tumbuh baik, semangat itu muncul. Dari situlah saya serius belajar,” ujarnya.
Tantangan Air dan Pupuk
Salah satu hambatan terbesar adalah air. Lokasi kebun minim sumber, sehingga harus mengandalkan sumur bor dan sistem fertigasi (irigasi pupuk). “Kalau musim hujan terlalu tinggi, durian rentan. Kalau kemarau, ya kekurangan air. Jadi harus benar-benar disiapkan penyiramannya,” jelasnya.
Dalam hal pupuk, Aryanto mencoba berbagai merek dari lokal hingga impor. Namun menurutnya, kuncinya bukan merek, melainkan kandungan unsur hara yang tepat.
Bibit Unggul dari Okulasi
Aa Kadu Farm memproduksi bibit sendiri dengan metode okulasi mata tunas, yang terbukti menghasilkan batang sehat dan pertumbuhan stabil. Beberapa varietas premium yang dikembangkan antara lain:
- Musang King
- Duri Hitam
- Bawor Super Tembaga
- Durian Lokal Unggulan
“Genetiknya stabil, 90% sifat varietas akan terbawa. Itu yang membuat bibit kami dipercaya,” kata Aryanto.
Edukasi & Magang Gratis
Uniknya, Aa Kadu Farm membuka program magang gratis bagi petani muda. Peserta bisa belajar langsung cara perawatan, pemupukan, hingga pengendalian hama. “Kami tidak menutupi ilmu. Semua terbuka, supaya Indonesia makin kuat dengan durian,” jelasnya.
Pagar Sosial: 10.000 Bibit untuk Warga
Selain membangun kebun, Aa Kadu juga berbagi bibit durian gratis. Tahun ini ditargetkan 10.000 bibit varietas Duri Hitam dibagikan ke warga sekitar. “Harapan saya, minimal setiap rumah punya satu pohon durian. Kalau semua punya, malingnya enggak ke kebun kami, tapi ke pohon mereka sendiri,” katanya sambil tersenyum.
Tumbuh Lewat Media Sosial
Kesuksesan Aa Kadu Farm juga tak lepas dari TikTok. Awalnya, Aryanto sendiri yang membuat konten sederhana. Kini, konten media sosial menjadi sarana utama promosi sekaligus laporan kerja tim. “Dari TikTok, orang tahu Aa Kadu. Dari situ menyebar ke Instagram, YouTube, hingga Facebook,” ungkapnya.
Mimpi Besar
Dalam lima tahun, Aa Kadu Farm sudah memanen durian premium pertama dari Tasikmalaya. Aryanto berharap, Tasik bisa meniru Banjarnegara yang terkenal dengan Bawor—di mana setiap rumah punya minimal satu pohon durian.
“Pesan saya untuk petani baru: tetap semangat menanam, tetap sedekah oksigen, sambil menunggu Raja Buah berbuah,” tutupnya.
Catatan: Aa Kadu Farm kini menjadi inspirasi banyak petani muda. Dengan inovasi, berbagi ilmu, dan membangun pagar sosial, mereka membuktikan bahwa durian premium Indonesia bukan mimpi belaka.