Petikhasil.id, TASIKMALAYA – Kopi Bunar di Tasikmalaya tak hanya mengandalkan produksi kebun. Lewat konsistensi dari hulu hingga hilir, kelompok tani dan roastery lokal kini menargetkan pasar global, bahkan telah dilirik buyer dari Uni Emirat Arab (UEA).
Dampak Hilirisasi Kopi Bunar
Hilirisasi kopi dilakukan melalui sortasi ganda, roasting berbasis aplikasi, dan cupping sebelum produk dipasarkan. Dengan sistem ini, kualitas kopi lebih terjaga dan konsumen mendapat cita rasa yang konsisten.
“Setiap batch kami pantau ketat. Kalau ada masalah, langsung ditelusuri apakah dari biji, kadar air, atau defect,” jelas Budi Muhammad Taufik, pengelola Muezza Coffee Roastery sekaligus tim pemasaran Kopi Bunar.
Rantai Nilai dari Kebun Hingga Kedai
Awalnya kedai Kopi Bunar berdiri untuk memanfaatkan sisa hasil roasting. Kini, kedai tersebut mandiri dengan manajemen terpisah. Strateginya adalah mengajak pelanggan mengenal “behind the story” kopi: dari kebun, petani, hingga proses roasting.
“Setelah tahu prosesnya, pelanggan lebih menghargai perjuangan petani,” kata Budi kepada Petik Hasil, Senin (21/04/25).
Potensi Ekonomi dan Pasar Internasional
Selain kopi, kedai juga memanfaatkan hasil bumi lokal seperti gula, teh, hingga pisang sebagai menu pendukung. Ekosistem ini memperkuat ekonomi desa.
Kolaborasi dengan kementerian, Bank Indonesia, dan jejaring pemasaran online membuka jalan ke pasar ekspor. “Alhamdulillah bulan lalu buyer dari UEA mulai menjajaki kerja sama,” tambah Budi.
Harapan ke Depan
Budi menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi fokus Kopi Bunar. “Kami ingin kopi Bunar dikenal bukan hanya karena nama, tapi kualitas nyata di lapangan,” ujarnya.***