Petikhasil.id, KAB BANDUNG – Ciwidey, Kabupaten Bandung, sejak lama dikenal sebagai kawasan pertanian subur di dataran tinggi. Berbagai komoditas buah pernah dicoba di wilayah ini, mulai dari jeruk dekopon, alpukat, hingga durian. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada satu komoditas yang semakin menonjol dan menjadi fokus baru bagi petani muda: melon premium Intanon RZ.
Peralihan ini bukan tanpa alasan. Dari pengalaman gagal, perhitungan ekonomi, hingga tuntutan pasar, para petani Ciwidey akhirnya sepakat bahwa melon premium punya peluang lebih besar dibanding komoditas lain
Awalnya Coba-Coba
Sebelum menekuni melon, para petani Ciwidey termasuk Yosep dari Al Mahasil Farm sudah akrab dengan budidaya jeruk dekopon. Jeruk jenis ini sempat populer karena rasanya manis dan berukuran besar. Namun, harga di pasaran sering kali tidak stabil, membuat keuntungan petani tidak menentu.
Selain jeruk, mereka juga mencoba alpukat dan durian. Kedua buah ini memang punya pasar bagus, tetapi membutuhkan waktu tanam yang lama sebelum bisa dipanen. Alpukat baru bisa menghasilkan setelah 3–4 tahun, sedangkan durian bisa lebih lama lagi.
“Kalau nunggu durian berbuah, bisa lama banget. Sementara melon cuma butuh 70–75 hari sudah bisa panen,” ujar Yosep
Ada beberapa alasan utama mengapa petani Ciwidey kini fokus ke melon:
- Siklus Cepat
- Jika jeruk, alpukat, dan durian butuh waktu lama untuk panen, melon hanya perlu 70–75 hari setelah tanam (HST).
- Artinya, modal bisa cepat berputar dan keuntungan lebih cepat didapat.
- Jika jeruk, alpukat, dan durian butuh waktu lama untuk panen, melon hanya perlu 70–75 hari setelah tanam (HST).
- Pasar Premium
- Melon Intanon RZ termasuk dalam kategori melon premium, dengan harga jual tinggi.
- Di tingkat petani, harganya bisa mencapai Rp30.000/kg, dan di kota besar seperti Jogja bisa menembus Rp55.000/kg
- Melon Intanon RZ termasuk dalam kategori melon premium, dengan harga jual tinggi.
- Kualitas Unggul di Dataran Tinggi
- Meski awalnya diragukan, ternyata melon yang ditanam di Ciwidey justru punya kualitas lebih baik: rasa manis stabil di 12–13 brix, tekstur renyah, dan daya simpan lebih lama
- Meski awalnya diragukan, ternyata melon yang ditanam di Ciwidey justru punya kualitas lebih baik: rasa manis stabil di 12–13 brix, tekstur renyah, dan daya simpan lebih lama
- Potensi Wisata Agro
- Banyak wisatawan yang tertarik datang langsung ke greenhouse untuk memetik melon premium. Hal ini membuka peluang tambahan sebagai destinasi wisata edukasi pertanian.
Dengan fokus ke melon, kini para petani Ciwidey bisa menghasilkan produk yang tidak hanya laku di pasar lokal, tetapi juga dilirik oleh pasar modern. Melon Intanon RZ dari Ciwidey dikenal sebagai:
- Melon premium dengan netting tebal.
- Rasa manis konsisten sesuai standar pasar internasional.
- Daya simpan lebih lama, cocok untuk distribusi jarak jauh.
Tidak heran jika permintaan melon dari Ciwidey terus meningkat, bahkan beberapa pembeli rela datang langsung untuk memetik buah di greenhouse.
Bagi Yosep, beralih dari jeruk dan alpukat ke melon bukan hanya soal bisnis, tapi juga filosofi hidup. Pertanian baginya adalah seni yang harus terus dieksplorasi.
“Kalau cuma ikut-ikutan nanam yang sudah ada, hasilnya biasa saja. Tapi kalau berani coba sesuatu yang baru, ada nilai lebih yang bisa kita dapat,” katanya
Kini, melon Intanon RZ menjadi ikon baru pertanian Ciwidey buah manis dari kerja keras, inovasi, dan keberanian mengambil keputusan.
Untuk menyaksikan langsung perjalanan para petani Ciwidey beralih fokus ke melon premium, tonton episode Jejak Manis di Ketinggian: Green House Melon Ithanon Ciwidey di kanal YouTube Petik Hasil.