Petikhasil.id, KAB BANDUNG – Harga buah sering kali jadi topik hangat di kalangan petani dan konsumen. Untuk buah melon, ada perbedaan mencolok antara harga di tingkat petani dengan harga yang dijual di pasar kota besar. Salah satu contohnya adalah melon premium Intanon RZ dari Ciwidey, yang kini menjadi primadona di berbagai daerah, termasuk Jogja.
Bagaimana perjalanan harga melon ini dari greenhouse hingga sampai ke meja konsumen? Mari kita kupas lebih dalam.
Harga di Tingkat Petani
Di tingkat petani, harga melon premium Intanon RZ stabil di kisaran Rp30.000 per kilogram. . Harga ini sudah cukup tinggi dibanding melon biasa yang bisa dijual mulai dari Rp10.000–Rp15.000/kg.
Mengapa lebih mahal?
- Biaya Produksi Tinggi
- Benih Intanon RZ sangat mahal, mencapai Rp22,6 juta per 1.000 benih
- Pupuk hidroponik (AB Mix) dan perawatan greenhouse juga tidak murah.
- Teknologi Greenhouse
- Petani Ciwidey menggunakan greenhouse modern dengan sistem fertigasi, cooling pad, blower, dan monitoring digital
- Investasi ini membuat biaya awal tinggi, tapi kualitas buah terjamin.
- Kualitas Premium
- Melon Intanon RZ memiliki netting kulit tebal, rasa manis stabil di 12–13 brix, dan daya simpan lebih lama.
- Dengan kualitas ini, harga Rp30.000/kg di tingkat petani bisa dianggap wajar.
Harga di Pasar Kota: Contoh Jogja
Setelah melewati distribusi, harga melon premium bisa naik signifikan. Di pasar Jogja, harga melon Intanon RZ bisa mencapai Rp55.000 per kilogram
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Biaya Transportasi: Distribusi dari Ciwidey ke kota-kota besar membutuhkan biaya logistik yang tinggi, terutama untuk menjaga kesegaran buah.
- Segmen Pasar Premium: Melon Intanon RZ masuk ke segmen pasar menengah-atas, termasuk supermarket, hotel, dan restoran. Harga di segmen ini memang cenderung lebih tinggi.
- Permintaan Tinggi, Pasokan Terbatas: Karena tidak semua petani bisa menghasilkan melon premium dengan kualitas stabil, pasokan terbatas membuat harga tetap tinggi.
Nilai Tambah untuk Petani
Meski harga di pasar kota hampir dua kali lipat dari harga petani, para petani tetap merasakan manfaat. Dengan harga Rp30.000/kg, keuntungan yang mereka dapat sudah jauh di atas komoditas lain seperti sayuran atau buah lokal biasa.
“Kalau dihitung-hitung, gaji petani melon bisa lebih besar dari PNS. Pertanian ini bisa jadi bisnis yang manis kalau dikelola dengan benar,” ujar Kang Fer, salah satu petani Ciwidey
Selain itu, ada juga peluang wisata petik sendiri, di mana konsumen datang langsung ke greenhouse untuk memetik melon. Harga di lokasi biasanya lebih tinggi daripada harga grosir, tapi konsumen tetap senang karena mendapat pengalaman langsung.
Harga yang relatif tinggi ini punya beberapa dampak positif:
- Meningkatkan Motivasi Petani
- Petani lebih bersemangat menjaga kualitas agar harga tetap tinggi.
- Regenerasi petani muda lebih mudah, karena pertanian terlihat menjanjikan.
- Petani lebih bersemangat menjaga kualitas agar harga tetap tinggi.
- Mendorong Standar Baru
- Pasar mulai terbiasa dengan produk premium, sehingga membuka peluang ekspor.
- Petani dituntut menjaga standar kualitas internasional.
- Pasar mulai terbiasa dengan produk premium, sehingga membuka peluang ekspor.
- Meningkatkan Daya Saing Lokal
- Melon impor yang selama ini mendominasi pasar bisa tersaingi oleh produk lokal.
- Konsumen mulai percaya bahwa melon Indonesia tidak kalah dengan produk luar negeri.
- Melon impor yang selama ini mendominasi pasar bisa tersaingi oleh produk lokal.
Kisah ini membuktikan bahwa pertanian modern bisa mengubah wajah ekonomi lokal. Dengan keberanian berinovasi, petani Indonesia mampu bersaing di pasar premium.
Untuk melihat lebih dekat bagaimana petani Ciwidey menjaga kualitas melon hingga layak dijual di pasar premium, tonton episode Jejak Manis di Ketinggian: Green House Melon Ithanon Ciwidey di kanal YouTube Petik Hasil.