Qonny Ilma Nafianti: Menjaga Plasma Nutfah Ayam Sentul dari Ciamis untuk Indonesia

Petikhasil.id, CIAMIS — Di tengah gempuran ayam broiler dan ayam kampung biasa, ada satu plasma nutfah asli Jawa Barat yang masih terjaga ayam Sentul. Unggas khas Kabupaten Ciamis ini dikenal punya pertumbuhan lebih cepat daripada ayam kampung, serta cita rasa daging yang khas.

Adalah Qonny Ilma Nafianti, pemilik Qomafi farm, yang kini mengibarkan bendera pelestarian sekaligus pengembangan ayam Sentul. “Ayam Sentul itu kebanggaan orang Ciamis. Genetik asli ini harus kita jaga,” ujar Qonny.

Ragam Varian Ayam Sentul

Ayam Sentul punya banyak rumpun dan varian, mulai dari Sentul Geni, Omas, Batu, Jambe, hingga Lebu. Untuk pejantan, dikenal varian Pituin (JP) hingga Sulangi. Keberagaman ini menjadi bukti kekayaan genetik unggas lokal Indonesia.

Perjuangan Pakan: Dari Gagal Hingga Mandiri

Awal perjalanan Komapifarm penuh tantangan, khususnya di urusan pakan. Qonny bercerita pernah mencoba memanfaatkan daun singkong tanpa tahu kandungan sianidanya. “Waktu itu 2.000 ekor ayam biru semua karena keracunan,” kenangnya.

Dari pengalaman pahit itu, ia kini mengembangkan sistem pakan hayati, memanfaatkan limbah pertanian, hijauan, dan sisa dapur. Dengan metode ini, biaya pakan yang biasanya memakan 70–80% bisa ditekan hingga 20% saja.

Permintaan Tinggi, Produksi Terbatas

Potensi ayam Sentul masih sangat besar. Permintaan DOC (Day Old Chick) per minggu mencapai hampir 10.000 ekor, sementara produksi Komapifarm baru sekitar 5.500 ekor. Untuk ayam pedaging, pasar bahkan sudah meminta kontrak rutin ke Jakarta dan Cikarang, namun kapasitas peternak mitra belum sanggup memenuhi.

“Hambatannya bukan lagi bingung jual ke mana, tapi justru masih kurang untuk memenuhi kuota pasar,” tegas Qonny.

Forum Silaturahmi Peternak

Untuk mengatasi masalah pemasaran dan kuota, dibentuklah forum silaturahmi peternak, atau Fosil Pas, yang kini sudah beranggotakan lebih dari 160 orang. Forum ini membantu koordinasi penjualan agar peternak bisa bergerak bersama dan tidak mudah ditekan harga oleh broker.

Model Bisnis: Dari Bibit hingga Olahan

Komapifarm tak hanya menjual telur konsumsi dan DOC, tapi juga:

  • Indukan pedaging & bibit produktif
  • Ayam karkas (potongan siap masak)
  • Produk olahan seperti ayam goreng & frozen food

Dengan pola kemitraan, saat ini Qonny hanya memelihara sekitar 1.000 ekor di farm utama, sementara 9.000 ekor lebih disebar ke mitra.

“Saya tidak mau untung sendirian. Mitra harus maju bersama,” katanya. Kini kemitraan Komapifarm sudah menjangkau Ciamis, Bandung, Karawang, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Sosial Media Sebagai Senjata

Di era digital, Qonny memanfaatkan YouTube dan media sosial sebagai sarana edukasi. Ia rutin berbagi tutorial beternak ayam Sentul, sehingga banyak peternak lain bisa belajar. “Dengan sosial media, kita bisa punya market sendiri tanpa perantara,” jelasnya.

Filosofi: Ulah Kumeok Samemeh Dipacok

Qonny menutup dengan satu moto sederhana dalam bahasa Sunda:
“Ulah kumeok samemeh dipacok” jangan menyerah sebelum berjuang.

“Semua yang belum kita coba, kita tidak akan tahu di mana enaknya, di mana susahnya. Ayam Sentul ini bukan sekadar untung-rugi, tapi warisan yang harus dilestarikan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *