Tantangan di Balik Indahnya Bisnis Bonsai

Petikhasil.id, GARUT – Bisnis bonsai kerap dianggap menjanjikan karena nilai jualnya bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Namun di balik keindahan dan nilainya yang tinggi, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi para pelaku usaha bonsai. Hal itu diungkapkan Asep, petani bonsai asal Sancang yang sudah belasan tahun menekuni dunia bonsai.

Menurut Asep, tantangan terbesar dalam usaha bonsai adalah lamanya proses perawatan. “Bonsai itu tidak bisa cepat jadi. Perlu bertahun-tahun supaya benar-benar matang dan memiliki nilai jual tinggi,” ujarnya.

Risiko Kehilangan dan Pencurian

Selain membutuhkan waktu lama, bonsai juga rentan terhadap risiko kehilangan. Asep mengaku pernah mengalami peristiwa pahit ketika bonsai hasil rawatannya dicuri orang. “Sakit sekali rasanya. Bukan cuma karena harganya mahal, tapi karena bonsai itu saya rawat bertahun-tahun,” katanya.

Perawatan yang Rumit

Bonsai juga memerlukan perawatan detail dan konsisten. Penyiraman, pemangkasan, pemberian pupuk, hingga pengendalian hama harus dilakukan dengan hati-hati. Jika salah langkah, tanaman bisa rusak atau bahkan mati.

“Kalau telat sedikit saja, bonsai bisa kering. Atau kalau salah pangkas, bentuknya bisa hilang. Jadi harus telaten,” jelas Asep.

Pasar yang Fluktuatif

Tantangan lain datang dari fluktuasi pasar. Tidak semua bonsai bisa langsung laku dengan harga tinggi. Terkadang, butuh waktu lama menemukan pembeli yang menghargai nilai seni dari sebuah bonsai.

Harapan di Balik Tantangan

Meski penuh tantangan, Asep mengaku tetap mencintai dunia bonsai. Baginya, setiap kesulitan yang dihadapi justru menambah rasa bangga ketika bonsai berhasil tumbuh indah dan bernilai tinggi.

“Bonsai itu seni sekaligus rezeki. Butuh kerja keras, kesabaran, dan cinta. Kalau dijalani dengan sungguh-sungguh, hasilnya bisa sangat memuaskan,” tuturnya.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Asep berharap generasi muda yang tertarik pada bonsai tidak hanya melihat sisi keuntungan, tetapi juga siap menghadapi proses panjang yang menyertainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *