Teknologi Smart Farming di Greenhouse Melon Ciwidey

Agribisnis, Berita15 Dilihat

Petikhasil.id, KAB BANDUNG – Pertanian masa kini tidak lagi hanya mengandalkan cangkul dan pupuk organik. Di Ciwidey, Kabupaten Bandung, sekelompok petani muda membuktikan bahwa teknologi modern bisa menjadi kunci keberhasilan dalam menghasilkan melon premium Intanon RZ.

Dengan memanfaatkan greenhouse berbasis smart farming, mereka mampu mengendalikan suhu, kelembapan, dan nutrisi tanaman secara presisi. Hasilnya? Melon dengan kualitas premium yang bisa bersaing dengan produk impor.

Apa Itu Smart Farming?

Smart farming adalah penerapan teknologi digital dan otomatisasi dalam dunia pertanian. Konsep ini memungkinkan petani untuk:

  • Mengendalikan kondisi lingkungan (suhu, kelembapan, cahaya) secara presisi.
  • Mengatur irigasi dan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman.
  • Memantau pertumbuhan tanaman melalui sensor dan aplikasi berbasis smartphone.
  • Menghemat biaya dan tenaga kerja dengan sistem otomatisasi.

Di Ciwidey khususnya di Al Mahasil Farm, smart farming diterapkan di greenhouse melon dengan kombinasi teknologi sederhana hingga canggih.

Greenhouse milik kelompok tani Al Mahasil Farm dilengkapi dengan berbagai teknologi yang mendukung pertumbuhan tanaman melon Intanon RZ. Beberapa di antaranya:

  1. Sistem Fertigasi (Irigasi Tetes)
  • Menggunakan selang drip untuk mengalirkan air dan nutrisi langsung ke akar tanaman.
  • Jadwal penyiraman dan pemberian nutrisi diatur otomatis hingga lima kali sehari
  • Efisien, tidak boros air, dan nutrisi terserap optimal.
  1. Cooling Pad dan Blower
  • Berfungsi menurunkan suhu dalam greenhouse.
  • Penting untuk menjaga stabilitas iklim mikro, terutama saat suhu luar terlalu panas atau terlalu dingin
  1. Kontrol Suhu dan Nutrisi via Smartphone
  • Petani bisa memantau kondisi suhu dan kelembapan greenhouse dari HP.
  • Bahkan, jadwal irigasi dan pemupukan bisa diatur dari jarak jauh.
  • Efisiensi tenaga kerja meningkat, sehingga biaya produksi bisa ditekan
  1. Media Tanam Cocopit
  • Cocopit digunakan dalam polybag untuk menjaga kelembapan.
  • Namun, harus diproses terlebih dahulu agar kadar PPM (part per million) sesuai standar tanaman (sekitar 100–200 ppm).

Tanaman melon premium sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan. Sedikit saja kelembapan berlebih bisa memicu serangan jamur. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi juga bisa menghambat pertumbuhan.

Dengan teknologi smart farming:

  • Nutrisi dijaga konsisten, sehingga tingkat kemanisan melon tetap stabil di 12–13 brix.
  • Suhu dalam greenhouse terkendali, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
  • Kelembapan terpantau, sehingga risiko jamur dan penyakit berkurang drastis.

“Sekarang semuanya bisa dipantau dari HP. Jadi lebih efisien, tidak perlu banyak tenaga kerja. Biaya produksi pun bisa ditekan,” ujar Yusef, petani melon Ciwidey

Meski investasi awal untuk greenhouse cukup tinggi, keuntungan jangka panjang membuatnya sepadan.

Penerapan smart farming di Ciwidey membuktikan bahwa pertanian Indonesia bisa maju jika mau beradaptasi dengan teknologi. Bukan hanya soal melon, ke depan konsep ini bisa diterapkan ke berbagai komoditas lain.

Dengan smart farming, pertanian tidak lagi dipandang kuno. Sebaliknya, ia menjadi profesi modern, menjanjikan, dan penuh inovasi, cocok untuk menarik minat generasi muda.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *