Petikhasil.id, KUNINGAN – Pemerintah Kabupaten Kuningan mendorong hilirisasi kopi sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani.
Dorongan ini muncul seiring tren produksi kopi daerah tersebut yang terus menanjak.
Hingga September 2025, tercatat produksi kopi Kuningan mencapai 1.217 ton dari hasil panen petani setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan, meski capaian produksi menunjukkan perkembangan positif, pemerintah daerah menilai hilirisasi menjadi kunci agar petani tidak berhenti pada tahap menjual biji kering saja.
“Selama ini sebagian besar hasil panen masih dipasarkan dalam bentuk bahan mentah, sehingga petani belum memperoleh keuntungan maksimal,” kata Wahyu, Selasa (30/9/2025).
Wahyu mengatakan, keterbatasan teknologi pengolahan menjadi masalah utama yang dihadapi petani. Mereka masih bergantung pada cara konvensional dalam pascapanen, seperti pengeringan sederhana, tanpa sentuhan modernisasi yang mampu menghasilkan produk kopi dengan kualitas standar ekspor.
Akibatnya, potensi ekonomi yang semestinya lebih besar justru tereduksi.
Selain itu, persaingan antar daerah penghasil kopi di Jawa Barat maupun nasional juga semakin ketat. Beberapa daerah lain telah lebih dulu memasarkan produknya ke mancanegara dengan brand yang mapan.
“Kondisi ini menjadi peringatan bagi Kuningan agar tidak tertinggal dalam perebutan pasar global yang sangat dinamis,” katanya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Pemkab Kuningan berkomitmen memperkuat dukungan di sektor kopi. Bentuk dukungan itu mencakup fasilitasi pelatihan, peningkatan akses permodalan, serta penyediaan sarana pengolahan.
Harapannya, petani tidak hanya berperan sebagai produsen bahan baku, tetapi mampu berkembang menjadi pelaku usaha yang menghasilkan produk siap edar.
“Pemerintah daerah siap mendukung pengembangan kopi Kuningan agar dapat memberikan manfaat lebih besar bagi kesejahteraan petani,” kata Wahyu.
Ia menegaska, sinergi antara petani, pelaku usaha, dan pemerintah menjadi modal penting untuk mendorong sektor ini lebih maju.
Dengan capaian 1.217 ton hingga September, kopi diproyeksikan menjadi salah satu komoditas unggulan Kuningan selain hortikultura dan padi.
Luasnya lahan perkebunan yang tersedia, ditambah dengan kondisi geografis di sekitar Gunung Ciremai, memberikan keunggulan komparatif bagi pertumbuhan kopi di daerah ini.
“Karakteristik tanah vulkanik dan iklim pegunungan yang sejuk menciptakan kualitas rasa kopi khas Kuningan yang berpeluang menjadi daya tarik di pasar. Jika tren produksi terus meningkat dan kualitas tetap terjaga, tidak menutup kemungkinan Kuningan masuk dalam peta daerah produsen kopi nasional yang diperhitungkan,” katanya.
Dengan demikian, kata Wahyu, nilai tambah yang dihasilkan tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga membuka peluang usaha baru di bidang distribusi, pemasaran, hingga pariwisata berbasis kopi.
Langkah Kuningan dalam mendorong hilirisasi kopi juga selaras dengan agenda nasional yang menargetkan penguatan industri pertanian bernilai tambah tinggi.
“Jika berhasil, kopi Kuningan bukan hanya menjadi kebanggaan daerah, melainkan juga bisa menjadi penopang ekonomi Jawa Barat di masa mendatang,” katanya.***
Baca Lainya: Unik! Pohon Aren Bunar Tak Bisa Ditaman, Tapi Gulanya Jadi Andalan Kopi | Harga Kopi Arabika Menguat