Unik! Pohon Aren Bunar Tak Bisa Ditaman, Tapi Gulanya Jadi Andalan Kopi

Petikhasil.id, TASIKMALAYA – Di tengah harum kopi Bunar yang kian mendunia, ada cerita manis lain dari perkebunan di Kampung Bunihurip, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Adalah Tatang dan istrinya, Umi Kulsum, pasangan perajin gula aren yang setia mengolah nira dari pohon-pohon aren yang tumbuh alami di sekitar perkebunan kopi.

Uniknya, pohon aren di kawasan ini tidak pernah ditanam oleh tangan manusia. Mereka tumbuh sendiri, seolah hadiah dari hutan yang masih terjaga. “Biasanya benihnya dibawa careuh, tupai, atau babi hutan. Jadi pohon aren muncul begitu saja dan tidak beraturan,” tutur Tatang kepada Petik Hasil.

Ketika ditanya apa jadinya bila pohon-pohon aren itu habis dan tidak lagi beregenerasi, Tatang mengaku pernah mencoba menanam sendiri. Hasilnya mengejutkan: nira yang keluar terasa hambar dan gula yang dihasilkan tidak manis. “Beda sekali dengan pohon aren yang tumbuh sendiri. Kalau alami, rasanya manis dan legit. Kalau ditanam, entah kenapa hambar,” katanya.

Baca Lainya: Dani Muhammad Yasin, Petani Milenial yang Angkat Nama Kopi Bunar Tasikmalaya | Dari Hulu ke Hilir: Kopi Bunar Bangun Rantai Nilai, Tembus Pasar Internasional

Dari Gula Aren ke Kopi Bunar

Fenomena ini menambah daya tarik gula aren Bunar, yang kini ikut memperkuat ekosistem kopi lokal. Gula yang dipanen Tatang dan Umi tidak hanya dijual mentah, tetapi juga diolah menjadi gula semut dan gula aren cair. Produk mereka sudah dipakai oleh Kedai Kopi Bunar sebagai pemanis alami dalam sajian kopi, bahkan menjadi bahan campuran menu khusus di Café Muezza.

Dudung Muhaimin, Ketua Kelompok Tani Kopi Bunar, menyebut kehadiran gula aren memperkaya cita rasa kopi khas Bunihurip. “Kopi petik merah Bunar dengan gula aren cair itu kombinasi yang pas. Ada karakter rasa manis alami yang bikin kopi lebih bersahabat di lidah,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.

Keunikan pohon aren yang hanya legit bila tumbuh alami memberi catatan penting: alam punya cara sendiri menjaga keseimbangan. Regenerasi pohon melalui hewan liar justru menciptakan kualitas terbaik, seakan membuktikan bahwa campur tangan manusia tak selalu lebih baik daripada mekanisme alamiah.

Kini, kopi Bunar tidak hanya dikenal karena kualitas bijinya, tetapi juga karena manisnya gula aren yang lahir dari harmoni hutan dan manusia. Sebuah perpaduan yang membuat Bunar semakin istimewa di peta kopi Nusantara.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *