Jaket Kulit Garut: Dari Industri Rumahan Jadi Ikon Ekspor Nusantara

Petikhasil.id, GARUT – Jika bicara tentang jaket kulit di Indonesia, nama Garut nyaris selalu disebut pertama. Dari kota kecil di Jawa Barat ini, lahir karya tangan pengrajin yang kini mendunia. Tapi bagaimana sejarah industri jaket kulit Garut hingga menjadi ikon fashion yang tak lekang oleh zaman?

Dari Sisa Kulit Sapi ke Sentra Kulit Nasional

Sejarah industri kulit Garut berawal sejak masa kolonial Belanda. Saat itu, daerah Garut dikenal sebagai pusat peternakan sapi dan kambing. Kulit hewan yang semula dianggap limbah, kemudian diolah secara sederhana oleh warga menjadi bahan alas rumah, ikat pinggang, dan peralatan sehari-hari.

Perubahan besar terjadi pada era 1970–1980-an ketika para pengrajin mulai membuat jaket kulit. Permintaan dari wisatawan yang berkunjung ke Garut membuat usaha kecil ini berkembang pesat. Lambat laun, jaket kulit menjadi produk unggulan yang membedakan Garut dari daerah lain.

Hingga kini, pusat industri kulit Garut terpusat di Sukaregang, sebuah kampung pengrajin yang menjadi jantung produksi jaket kulit. Hampir setiap rumah di kawasan ini terlibat dalam rantai produksi: dari penyamakan, pemotongan, hingga jahit finishing.

Dari Pasar Tradisional ke Ekspor Dunia

Pada 1990-an, jaket kulit Garut mulai dilirik pasar nasional. Pedagang dari Jakarta, Bandung, hingga Surabaya rutin datang untuk membeli dalam jumlah besar. Tidak berhenti di situ, beberapa pengusaha berani membawa jaket kulit Garut ke pasar internasional. Hasilnya, produk ini tembus ke Eropa, Timur Tengah, hingga Jepang.

Kualitas jaket kulit Garut dikenal dengan finishing rapi, pilihan desain beragam, serta harga yang lebih terjangkau dibanding produk luar negeri. Keunggulan inilah yang membuat Garut mendapat julukan “Kota Jaket Kulit”.

Kini, dengan tren e-commerce dan media sosial, para pengrajin Garut makin percaya diri bersaing di pasar global. Inovasi desain, kombinasi kulit asli dan sintetis, hingga produk turunan seperti tas, dompet, dan sepatu ikut memperkuat ekosistem industri kulit Garut.


Baca Lainya: Kisah perjalanan Syaiful dari pegawai swasta hingga sukses membangun Rayyan Farm. | Mitos atau Fakta: Sapi Mendengarkan Musik Bisa Menghasilkan Susu Lebih Banyak?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *